Studium Generale "Konseling Psikodinamika dalam Layanan Bimbingan dan Konseling" Prodi BK FIP UNY

Rabu (18/11) Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta menggelar studium general untuk mahasiswa aktif tahun akademik 2020/2021. Bertempat di zoom meeting hampir semua mahasiswa menghadiri kegiatan tersebut secara daring. Studium general kali ini mengusung tema “Konseling Psikodinamika dalam Layanan Bimbingan dan Konseling.”

Tampak hadir dalam acara ini adalah Dekan, para ketua dan wakil ketua jurusan, dan dosen di lingkungan BK FIP UNY. Dekan FIP UNY dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan stadium generale ini sebagai kegiatan untuk updating keilmuan terkiat dengan bimbingan dan konseling dalam rangka untuk meningkatkan soft skill mahasiswa supaya bisa survive sehingga dapat merebut pasar dalam bidang ilmu layanan bimbingan dan konseling.

Dalam rangka meningkatkan kualitas keilmuan mahasiswa maka disambut dengan studium general yang menghadirkan narasumber inspiratif. Tujuannya untuk semakin memotivasi dan menginspirasi mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang siap menghadapi dunia kerja.

 

Kali ini studium general BK FIP UNY menghadirkan narasumber Yuza Aziz, M.Sc. yang merupakan Bachelor dan Master Transpersonal Counseling, Praktisi Psychotherapy Therapy, Counseling & Coaching, dan Business Advisor & Analyst, Founder Thera-In Indonesia . Memulai pidatonya Yuza Aziz, M.Sc. menyampaikan selamat kepada para mahasiswa BK FIP UNY karena mendapat kesempatan bisa kuliah dan mengikuti kegiatan ini. Dalam acara stadium general ini Beliau memaparkan materi tentang Konseling Psikodinamika dalam Layanan Bimbingan dan Konseling. Yuza Aziz menyampaikan apa itu Psikodinamika.? Psikodinamika merupakan terapi global, atau bentuk terapi dengan fokus holistih pada perspektif klien atau terapi berbasis masalah.

 

Tujuan utama terapi Psikodinamika menurut Yuza Aziz adalah untuk; 1.) Meningkatkan kesadaran diri klien, 2.) Menumbuhkan pemahaman tentang pikiran, perasaan, dan keyakinan klien sehubungan dengan pengalaman masa lalu mereka, terutama pengalaman sebagai seorang anak, 3.) ini dicapai oleh terapis yang membimbing klien melalui pemeriksaan konflik yang belum terselesaikan dalam peristiwa penting di masa lalu klien. Asumsi dalam terapi psikodinamika adalah bahwa masalah kronis berakar pada pikiran yang tidak sadar dan harus dibawa ke kesadaran agar katarsis terjadi. Dengan demikian, klien harus memiliki kesadaran diri untuk menemukan pola pikiran yang tidak sadar ini dan pemahaman tentang bagaimana pola-pola ini menjadi untu menghadapinya tutur Yuza. (end).