Jurnal Club : Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) dari Pakaian Tradisional Keraton Yogyakarta

(Jumat, 10/2/23) Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan berkolaborasi dengan Peer Volunter Asistan Laboraturium PBB mengadakan kegiatan Jurnal Club perdana pada hari Jumat 10 Februari 2023 yang diikuti oleh perwakilan mahasiswa Bimbingan dan Konseling dari jenjang S1, S2, dan S3.

Setelah lama terhenti karena pandemi, kegiatan Jurnal Club diinisiasi kembali oleh Prodi S3 BK dalam rangka menghidupkan kembali suasana akademik perkuliahan yang sudah mulai 100% luring di semester ini. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Muh Farozin, M.Pd. selaku Kaprodi S3 BK menyampaikan bahwa “Jurnal Club merupakan kegiatan yang dapat menjadi bahan belajar, mahasiswa S1 memiliki tugas untuk belajar kepada kakak-kakak S2 dan S3, mahasiswa S2 memiliki tugas untuk belajar kepada kakak-kakak S3 serta mengajari adik-adik S1, dan mahasiswa S3 memiliki tugas untuk mengajari serta membimbing adik-adik S1 dan S2”.

Adanya kolaborasi antara mahasiswa S1 hingga S3 dalam kegiatan ini direspon positif oleh pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Prof. Dr. Sujarwo, M.Pd selaku Dekan FIPP menekankan bahwa “Jurnal Club Bimbingan dan Konseling sebagai bentuk integrasi antara mahasiswa S1, S2, dan S3, hal ini merupakan contoh yang bagus untuk Prodi maupun Departemen yang lain agar mengadakan kegiatan serupa yang menunjukkan kolaborasi mahasiswa dari berbagai jenjang”.

Pada Jurnal Club edisi perdana ini, tema yang diangkat adalah “Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) dari Pakaian Tradisional Keraton Yogyakarta” dengan narasumber Bapak Dr. Agus Basuki, M.Pd. dan moderator Ibu Ismarini Bekti, M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa jogja yang erat dengan budayanya serta adanya peraturan Gubernur DIY No.75 Tahun 2016 tentang pakaian dinas pegawai Aparatur Sipil Negara yang menjelaskan bahwa pakaian tradisional jawa yogyakarta berfungsi sebagai salah satu identitas pegawai dalam rangka penguatan kebudayaan yogyakarta, penting untuk setidaknya mengetahui sejarah maupun makna yang terdapat dibaliknya.

Perkembangan busana, kompleksitas tujuan dan fungsi dalam berbusaha, persyaratan pemilihan busana, unsur-unsur dan prinsip desain yang perlu diperhatikan dalam berbusana, penampilan kesan atau efek yang ditimbulkan dalam berbusana, mencerminkan kepribadian, identitas, citra diri pemakainya. Serta pertimbangan dari aspek fisik/biologis, psikis/psikologis, aspek budaya, serta aspek sosial ekonomi yang sangat kompleks pengaruhnya. Apabila disimpulkan terdapat satu pepatah jawa yang sangat menggambarkan hal ini yaitu “Ajining Diri Saka Kedaling Lathi, Ajining Salira Saka Busana” yang berarti harga diri seseorang itu dinilai dengan apa yang keluar dari lidahnya, dan badan jasmaniah seseorang akan dihargai jika “dibungkus” dengan busana yang pantas, dan busana yang pantas tidak cukup berarti mahal dan mewah melainkan cukup sopan dan sesuai dengan lingkungan. Kedepannya, kegiatan Jurnal Club akan diadakan rutin setiap bulan dengan narasumber dan tema yang berbeda-beda. (salmasalsabilah)